Banyak cara yang dilakuin untuk nenangin diri, menghilang sejenak dari keramaian dan juga intropeksi diri sama semua kejadian yang udah berlalu. Menenangkan diri bagiku salah satu cara ampuh untuk ngembaliin kondisi mood, bisa memikirkan tindakan selanjutnya yang harus dilakuin dan menghindari yang namanya ceroboh atau salah langkah.
Awal tahun ini memang tak selancar dan tak se-mengalir biasanya. Satu persatu kejadian aku hadapi, banyak pelajaran hidup yang aku dapat dan juga sebisa mungkin memperbaiki tingkah laku dan sedang dalam proses pendewasaan diri, seiring dengan bertambah tuanya umur, memang kedewasaan seseorang tidak dilihat dari tua/muda, semua kembali kepada pemikiran kita masing - masing. Bagiku, menjadi dewasa (mungkin) akan merubah pandangan kita terhadap lingkungan sekitar, pada saat masih kecil dulu, kita bisa dimanjakan, tapi pada saat sekarang, kedengarannya lucu, tetapi aneh.
Kembali ke topik utama, menenangkan diri sangatlah perlu. Banyak kegiatan yang bisa dilakuin ketika kita sendirian, misal menyepi di kamar, menulis di blog, atau sekadar melamun dan menatap langit - langit kamar, ngebayangin kejadian selama satu hari ini, apa udah tercapai goal of the day-nya atau masih ada yang harus dibenahi. Aku menyebutnya, "Me Time", waktu dimana hanya ada aku saja, nggak ada yang lain. Cara menenangkan diri versiku memang macem - macem; hanya sekadar pergi keliling kota naik motor, jalan - jalan lintas kota/kabupaten, melihat pemandangan atau tempat yang belum pernah aku kunjungi, bahkan makan di warung kaki lima/restoran seorang diri aku lakukan. Saat aku nenangin diri memang pikiranku jadi memikirkan banyak hal, sampai aku harus menarik nafas sejenak untuk bisa mencerna dan mencari solusi seorang diri.
Menenangkan diri selama beberapa jam memang bagian dari refreshing batin. Selain rekreasi sama teman - teman, pergi seorang diri memang dirasa perlu, tapi jangan sering - sering, seolah - olah nggak punya harapan untuk tetap hidup. 1 minggu yang lalu aku baru aja menunaikan "Me Time" yang kesekian kalinya, aku pergi ke kaki gunung Sumbing, tapi tidak sampai puncak, hanya menyusuri pedesaan, dimana nggak banyak keramaian, kanan-kiri hanya sawah/pohon/lahan kosong disana, setiap perjalanan aku sambil intropeksi diri apa yang udah terjadi, apa salahku dan apa yang harus dibenahi agar kedepannya aku semakin bisa menjadi pribadi yang baik. Dan ternyata, waktu 2 jam yang sangat berharga, aku bersyukur bisa menyusuri tempat yang belum pernah aku kunjungi, aku melihat langit biru yang sangat indah saat itu, cuacanya cerah dan bisa mendapat sedikit pencerahan dan membuatku semakin semangat untuk menjalani hidup di tahun 2016 ini.
Bagiku, menenangkan diri harus sejalan dengan target atau goal yang udah dilist sedemikian rupa. Setelah kita mendapat ketenangan batin, segalanya sesuatunya akan berjalan dengan mengalir, tanpa melihat risiko yang nampak di depan mata. Jujur, aku tipe orang yang sukanya keburu-buru, bisa aja ceroboh. Aku belum bisa menyeimbangkan 2 hal itu, saat aku masih terbawa sifat yang terburu-buru. Tapi, saat ini aku belajar untuk bisa memilah-milah mana prioritas terlebih dahulu, jangan asal pilih, yang sekiranya nggak perlu, mending nggak usah. Saat aku udah merancang target jangka pendek atau jangka panjang, aku harus siap dengan segala risikonya, entah gagal atau tercapai. Menjadi pribadi yang tenang ditengah pergumulan memang tidak mudah, sangatlah munafik berpura-pura bahagia di tengah kesedihan. Semuanya ada proses, nggak bisa secepat kilat, menjadi pribadi yang tenang, mampu menenangkan diri dengan bijak, kedepannya akan bawa aura positif di dalam diri kita, terutama aku yang sampai saat ini masih dalam tahap itu. Setelah kejadian IPK pertamaku itu, itu merupakan bagian awal, apakah aku mampu melewatinya atau justru meratapi dengan sia - sia. Memang awalnya berat, sedih dan menyesal, sekarang ini harus dilewati dan nggak boleh kecil hati, aku yakin ini bagian dari proses pendewasaanku, aku berkembang di tengah zaman yang semakin tidak adil ini, dimana yang pintar akan kalah dengan yang beruntung.
Salah satu goal yang aku raih adalah; tenang, asal kelakon. Santai tapi serius, ingat komitmen awal kuliah. Ingat orang tua, ingat Ibu yang selalu mendoakan dan selalu menyelipkan suntikan semangat bagiku saat aku akan menghadapi segala tantangan di depanku nanti.
0 comments:
Post a Comment