Selamat pagi dan selamat hari Jum'at. Pagi ini gue sempatkan untuk menulis lagi setelah gue masuk kuliah. Kehidupan kuliah gue sejauh ini masih menyenangkan, bertemu dengan temen - temen baru dan juga mengenal setiap karakter&sifat mereka. Tapi, gue nggak akan membahas itu, sesuai sama judul di atas, gue akan menulis opini dan juga cerita gue tentang Zona "Teman". Kenapa pada kata temen, ada tanda petiknya? Maknanya akan lain, kan? Untuk zaman sekarang ini, pasti deh kalian ngerti apa maksudnya.
Alasan gue menulis ini karena berdasarkan kejadian nyata yang dialami setelah lulus SMA dan beberapa artikel yang gue baca di internet. Menarik memang si Friendzone ini, sebagian besar kaum remaja mengalami hal semacam ini, bahkan sampai orang yang sudah kuliah. Zona friendzone sebenarnya sudah terjadi lama banget, tapi baru disadari dan jadi booming baru akhir - akhir ini. Terjebak di zona friendzone memang nggak enak, secara nggak langsung kita ingin "memiliki", tapi pada nyatanya, kita cuma dianggap teman. Apa daya nggak bisa memiliki, iya kan? Gue punya beberapa temen, saat SMA maupun kuliah yang mengalami kejadian serupa. Dan gue berusaha mendalami bahkan penasaran kenapa mereka bisa sampe terjebak di situasi kaya gitu. Ternyata, sebagian besar memang terlalu "berlebihan", dalam arti setiap sesuatu yang diminta, pasti dilakuin. "Demi kamu, iyadeh aku lakuin". Nah, itu dia salah satu pemicunya. Jadi, si X ini menganggap kita ini adalah sebatas temannya, padahal kita sendiri inginnya lebih dari temen. #aseg
Berharap pada sesuatu yang belum jelas memang kurang baik, soalnya kita akan terus terpaku di satu titik. Ketika titik itu hilang dan pudar, kita nggak tau deh harus berbuat apa. Layaknya friendzone, kalo kita terus - terusan berharap, sering kodein si X, ya lama - lama kesempatan untuk menjadi "seseorang-nya si X", peluangnya semakin kecil. Terus aja dianggap temen, iya kan? Memang sih, berteman itu baik, tap kalo berlebihan ya nggak baik, bisa nimbulin si friendzone itu tadi,
Berteman sama siapa aja nggak ada yang ngelarang, balik lagi ke diri kita akan berteman dengan tipe orang yang kaya gimana, kalo sekiranya kita mulai ada rasa suka sama temen cowok kita, sebaiknya dihindari. Kemungkinan besar si X cuma anggep kita temen. Iya, temen.
Kaya lagu Friendzone - Budi Doremi, liriknya itu realistis loh. Kejadian sehari - hari banget. Coba deh googling liriknya, diliat tiap katanya.
Dan beberapa hari yang lalu, gue sempet ngaskus dan baca salah satu thread tentang Friendzone, isinya sih gimana menghindari biar nggak kejadian friendzone. Baca selengkapnya di sini
Sekian dari gue, sorry kalo absurd ato nggak jelas. Hehehe. Pada intinya, kita harus menghindari friendzone, bertemanlah sama semua orang, kenali mereka dan sebisa mungkin jadi orang yang fleksibel dan nggak ribet.
September ceria!
Lots love,
Adalia N.W
0 comments:
Post a Comment