Hari Sabtu, 25 Januari 2014. Hari yang menurutku aneh dari
hari – hari lainnya. Mentari pagi menampakkan sinarnya hingga sang gelap
menguasai langit di tengah hari. Semuanya berbeda, semuanya tak lagi sama.
Teman dekatku, orang – orang disekitarku berubah. Ada apa dengan mereka?
Mengapa mereka begini?
Minggu ke 4 di bulan Januari ini amat berat bagiku. Banyak
hal yang menjeratku, banyak persoalan yang tak kunjung jelas, kebiasaan –
kebiasaan buruk menghampiriku. Aku berusaha untuk terlihat baik – baik saja,
berusaha selalu bilang “everything is
fine” terlihat tegar dan senyum di hadapan temen – temenku, tapi harus
sampai kapan aku kamuflase seperti ini? Aku lelah berpura – pura tegar, aku
sakit sama perasaanku yang sok bahagia, hanya sebuah penyesalan yang dapat aku
lukiskan. Aku berdoa, aku selalu selipkan persoalan – persoalan yang kini
membelitku. Hari demi hari aku jalani biasa aja, gak ada yang istimewa. Jadi
orang yang netral itu gak gampang. Rasanya kaya berdiri diantara dua kubu yang
saling misah, gak tau harus berpihak sama yang mana. Bersyukur banget, sampai saat
ini aku tetap netral dan tetep jadi diriku sendiri. Aku sadar, ternyata aku
bodoh juga. Kenapa? Karena aku mikirin sesuatu hal yang sebenernya gak penting
dan cuma buang – buang energi. Aku terlalu mikirin kekhawatiranku sendiri,
egois juga sih. Aku juga mikir, kalo emang orang yang kita pedulikan gak
memperdulikan kita, buat apa? Tinggalin aja, biar mereka sadar kalo mereka
telah melupakan seseorang yang selalu ada buat mereka saat mereka sedih bahkan
saat senang. Jujur, aku kecewa banget, aku juga gak nyangka kalo sifat aslinya
seperti itu. Terbesit di pikiranku, “kenapa
aku harus kenal dia? kenapa aku jadi sedeket ini sama dia?” semuanya udah
terlambat. Aku terjebak dalam situasi ini. Dia gak akan ngerti, dia gak akan
pernah bisa ngehargain tiap pengorbananku buat dia. Dia udah aku anggep kaya
saudaraku sendiri. Minggu ini tetep aja penuh cobaan, aku berusaha tegar dan
selalu bersyukur sama keadaanku saat ini. Aku percaya dan yakin, akan ada
pelangi sehabis hujan.. Ada yang ingin
aku sampaikan padanya jika sempat dan jika udah waktunya, aku akan berkata: “Kamu terlalu sibuk dengan urusanmu sendiri
sampai – sampai kamu lupa dan mengabaikan seseorang yang amat mengasihimu
dengan tulus. Seberapa besar kamu menghargai orang ini? Apakah kamu menyadari
orang ini selalu dukung dan ada buatmu saat kamu sedih, galau, takut, bahkan
saat senang sekalipun? Apa kamu tahu orang ini? Dia adalah aku.”
Sekian aja deh, thanks.
0 comments:
Post a Comment